Minggu, 18 Mei 2014

MyTelkomsel adalah solusi tepat, untuk Internetan cepat dengan biaya hemat

Berbicara tentang internet, saya jadi teringat ke masa empat tahun yang lalu disaat Pulau Nias - Sumatera Utara tempat saya tinggal masih sulit mendapatkan internet.  Internet bisa diakses di ponsel tapi speed-nya (kecepatan transfer data)  sangat rendah, karena saat itu teknologi jaringan seluler masih berbasis GPRS atau dulu disebut jaringan 2.5G. Tarifnya lumayan mahal tapi speed rendah membuat saya tidak puas. Saya sering ketinggalan berita, jarang update status di jejaring sosial dan juga miskin informasi teknologi baru. Saat itu, untuk menikmati internet sekali-sekali saya  ke warung internet (warnet), belum sanggup untuk pasang internet sendiri karena biaya sangat mahal. Jumlah warnet yang masih sedikit yang tak sebanding dengan pengguna yang banyak, membuat saya harus sabar mengantri ber jam-jam. Untungnya, speednya lumayan cepat karena menggunakan koneksi VSAT ataupun Speedy.  Saya kadang tersenyum sendiri bercampur rasa sedih,  untuk ngakses internet aja harus ngantri seperti ngantri pembagian sembako.


Internetan di warnet tentunya berbasis  waktu dan biayanya pada saat itu lumayan mahal yaitu sekitar Rp. 7.000/per jam.  Karena dibatasi waktu, sehingga internetan kurang nyaman dan terburu-buru. Saya masih ingat, untuk browsing  sesuatu yang saya perlukan, seringkali saya menyimpan/mengunduh halaman web ke dalam flash disk agar tidak memakan waktu terlalu banyak di warnet. Dan membuka file  tersebut di komputer rumah secara offline.

Sabtu, 17 Mei 2014

Layang-layang buat hati senang



Daerah Gunungsitoli-Nias

Tarik ulur itu lah kegiatan rutin di sore hari di pinggiran pantai gunungsitoli.  Yang ditarik ulur tentunya layangan, bukan janjiJ.   Layangan memang sangat digemari kaum pria disini, sehingga tak sedikit pria menghabiskan waku di bermain layangan. Begitu juga yang terjadi di tempat ini, Anak-anak sampai orang tua di gunungsitoli terhipnotis untuk memainkannya.


Biasanya berbagai jenis dan bentuk layangan menghiasi udara, seperti layangan melayu, ikan, wayang, bali dan berbagai macam. Saya juga kurang mengerti asal usul nama tersebut, sebagian bilang dinamai berdasarkan bentuknya dan asal daerah pembuat layangan tersebut pertama kali. Namun sore ini, nampaknya sangat sepi karena angin tidak kencang dan agak mendung.